Semasa cuti summer yang lepas, my family had a small gathering with my dad's side of the family. Then, as usual... exchange of greetings, news of recent events in the family, aunts talking about their own husbands, children, grandchildren and uncles talking about business affairs. Agak terasa left out di sebalik perbualan mereka but I really like listening to one of my uncle's stories; he likes theology. His interest in religion is somewhat profound. Tetapi aku akui, pegangannya memang sesat. Tetapi yang menariknya, dia sangat berminat tentang Islam and there was one time, he said that Malaysian education should incorporate teachings of the Quran for the students not only for Muslim students but also for other students too. And economically as well. He admitted that the prophet saw was the best example of how we should live our life, moderately and not too over the top. He was also amazed at how Nabi Muhammad s.a.w. managed to spread Islam more than 2/3 of the world. Aku mengangguk tanda setuju, gembira pula ada orang berfikir sedemikian.
But the part which aggravates me the most was when he talked about how all the religions are the same; they convey only one thing. Truth. Bukan itu sahaja; kadang-kadang dia suka menafsir ayat2 Quran mengikut pandangan dia sendiri. Dia akui yang dia selalu juga berjumpa dgn ustaz2 utk bertanyakan hal2 Islam but when time doesn't really stand on his side, he results to reading it according to his own point of view. Dia berminat dengan Islam tetapi pada masa yang sama, dia tetap pada pendirian Buddhism dan Christian atau apa2 sahaja yang dipegangnya.
Pada pendapat aku, ilmunya tentang Islam masih di permukaan sahaja dan dia hanya mengambil bahagian2 yang dia rasa "convenient" kepada dirinya. Ibaratnya seperti jika dikatakan sekuntum bunga itu cantik dan diambilnya satu kelopak atau daunnya sahaja, masakan kita tahu sama ada bunga itu cantik atau tidak???
Semoga dia diberi hidayah oleh Allah. Semoga kelak dia membaca Quran bukan semata-mata untuk menambah ilmu atau membuat kajian atau sebagai penglipur lara sahaja, tetapi dia membaca dan belajar untuk melaksanakan, untuk menjadikan Quran sebagai garis panduan hidup dan meng"establish" hubungan yang lebih erat dengan Allah. Kesimpulannya, semoga kita semua mempunyai perasaan sebegitu terhadap Al-Quran Al-Karim.
Seperti kata Sayyid Qutb,"Perasaan ini jugalah yang menanam Al-Quran ke dalam jiwa mereka hingga ia meresap menjadi panduan dalam gerakan mereka, ia melahirkan pelajaran yang menggerakkan aktiviti, pelajaran yang tidak lagi merupakan teori yang bersarang di dalam kepala manusia dan di halaman kertas dan akhbar-akhbar sahaja, bahkan ianya menjadi kenyataan yang melahirkan kesan dan peristiwa yang mengubah garisan hidup."
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)" 2:185
Pada suatu masa tidak jauh dari masa ini, aku sering terfikir cinta dunia itu indah, penuh keasyikan dan aku sering leka. Leka terhadapMu, ya Rabbi.
Maafkanlah hambaMu ini... Maafkanlah diri yang lemah lagi hina ini yang terkadang tidak mampu untuk menepis godaan dunia ini tanpa kekuatan dariMu.
Di saat aku sendiri, aku bertanya pada diriku, bagaimanakah sesuatu yang berada di depan mataku, sesuatu yang selalu aku alami hari-harian boleh membuat aku lebih jauh dariMu? Cinta dunia telah mengaburi hatiku. Perasaan cinta yang aku anggap indah itu datangnya dariMu, ya Ilahi.. Mengapa aku sering terlupa? Cinta yang Kau anugerahkan kepadaku jauh lebih indah, jauh lebih murni dan tiada batasannya. Namun, aku masih mencari-cari cinta dunia yang sementara.
Ya Rahman, aku memohon kepadaMu... di kala aku alpa, ingatkanlah diri ini. Di kala aku asyik, kejutkanlah hatiku ini dari keasyikan dunia. "Letakkanlah dunia di tanganku, bukan di hatiku."
Dan di kesempatan ini, aku ingin sekali lagi kembali kepadaMu..
Farah Md. Fadhil
19 Syawal
Assalamualaikum wrt,
Bismillahirrahmanirrahim...
Finally the end of the week has arrived.. but I doubt I can get any rest from it... indeed, the best rest or the most fulfilling rest we can attain is in paradise. These past few weeks, I can't seem to get any study done during weekends.. maybe it's because of my lack of time scheduling or maybe because I haven't given it my best shot. Maybe it's the combination of both. Hmm.. semoga Allah permudahkan urusan kita...
Suddenly, I have this rush of ideas through my head but I don't really know what to talk about. Anyway...
A week ago, we hosted an "open house". Before the event, we discussed thoroughly about where to serve what, who should do what or what should go where or how much should we pay for what and whatnot, and out of the blue adalah seorang hamba Allah who asked us all,"What is the purpose of us hosting this?" and he wasn't asking sarcastically or just for the fun of it (I think). Maybe he was confused or maybe he wanted us all to check our real intention or niat of doing this. Some answered,"boleh praktis... nnti nak kawen senang..." (I laughed at this) and some answered "Boleh makan2 nanti..." and "Nak rapatkan silaturrahimla..." And that got me thinking of this hadith (perhaps many of you have heard it before)...
Narrated on the authority of Amirul Mu'minin, Abu Hafs 'Umar bin al-Khattab, radiyallahu 'anhu, who said: I heard the Messenger of Allah, sallallahu 'alayhi wasallam, say:
"Actions are (judged) by motives (niyyah), so each man will have what he intended. Thus, he whose migration (hijrah) was to Allah and His Messenger, his migration is to Allah and His Messenger; but he whose migration was for some worldly thing he might gain, or for a wife he might marry, his migration is to that for which he migrated."
[Al-Bukhari & Muslim]
Sometimes, even the smallest of actions, when you do it with utmost sincerity and just to get His Acceptance and Mercy, with His will... you will get what you wished for.
"Mereka yang berjuang untuk keredhaan Kami, pasti Kami tunjukkan jalan Kami, dan Allah tetap bersama orang yang berbuat baik." [29:69]
Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Nabi s.a.w.: Saya telah melihat seorang masuk syurga, dan bersenang-senang kerana ia telah memotong suatu pohon yang mengganggu di jalan kaum muslimin.
(Riwayat Muslim)
Dalam riwayat lain: Seorang berjalan maka terganggu oleh dahan di jalan, maka ia berkata: Demi Allah saya akan menyingkirkan dahan ini dari jalan supaya tidak mengganggu pada kaum muslimin, maka ia masuk syurga.
Betapa penyayangnya Allah kan? I mean, if someone had moved a branch of a tree from the streets, we'd all be thinking... "Finally, org mpsj (majlis perbandaran subang jaya, in case some of you don't know) da buat pun keje diorg.. punyelah lame..." but if that person, pekerja mpsj tu really intended to move the tree branch because of Allah and so it would no longer be blocking a man from going to the mosque, imagine what would Allah grant him? Even if no one knows about what he did, Allah will surely, most definitely know about it.
"Dan semua yang kamu kerjakan dari kebaikan, maka Allah mengetahuinya." [2:197]
So, why waste time performing actions without a purpose when you can do them with exceptionally one purpose-because of Allah, and be granted with twice the good that you did?
provocative thought of the day. (hope this is provocative enough) я надеюсь!
Wallahu'alam.
Assalamualaikum wrt...
On account of not having any particular muse for the time being (and missing home very much), I'd like to introduce you to:
Hehe, salam aidilfitri everyone! =)
"Pemergian Ramadhan diiringi muhasabah penyubur iman,
Syawal disambut dengan sejuta harapan,
Moga tergolong sebagai insan pilihan,
Lurus jalannya menuju Tuhan..."
Jzkk, farah adibah! =)
Wallahu'alam..