Min Qolbi

"Verily in the remembrance of God do hearts find rest." (13:28)

Salam wrt,
Bismillahirrahmanirrahim











Inilah dia kucing yang selalu dalam tajuk perbualan seharian kita, tidak kira di 8th floor atau di 9th floor atau di mana-mana sahaja. Ramai mengatakan mukanya penyek, mukanya garang, bulu lebat macam karpet, suka baring2 dgn position yg kurg sopan, busuk sbb tk mndi, karpet habis dicakar-cakarnya, mcm2 lagilah..

Tetapi walaupun org selalu mengatakan ttg dia, Bam bam inilah, Bam bam itulah... tetapi tetap ada org dtg menjenguknya... mungkin bagi mereka seekor kucing inilah pengubat hati mereka, menceriakan duka hati yang lara (chewah..!). Walaupun malas dan kadang-kadang tidak mahu melayan orang, tetapi keberadaannya dah cukup untuk menyejukkan hati. Cukup terharu juga bila dia bermiao dgn kuat sekali setiap pagi untuk mengejutkan org subuh... Jarang sekali mahu bermain, tetapi bila dia bermain, hati kita pula yang terasa riang... Suka pula pandang orang dengan mata besarnya dan muka kesiannya, sengaja mahu menagih simpati dan bermanja-manja.

Terfikir pula aku mengapalah makhluk sebegini diciptakan?

Isn't everything created in this world is for us humans? Ayam yang berkokok setiap pagi (kat Russia ni tak pernah pula jumpa, tapi teringatkan ayam di kampung), matahari yang bersinar di luar sana membuatkan org Russia yg depressed se depressed-depressednya pun happy, malam sebagai waktu rehat, org-org yg di sekeliling kita sebagai peneman hidup, pokok-pokok hijauan yg membekalkan O2 kpd kita dan mcm2 lg.. Allah itu kan sifatnya Al-Wahhab... memberi dan terus memberi.. tak pernah jemu memberi.. siang dan malam kita berdoa kepadaNya, tidak pula Dia jemu mendengarnya dan insyaAllah Dia akan kabulkan doa kita, Allah tak pernah pun memberi sesuatu yg tiada kegunaannya utk kita, memberi pula tanpa diminta... Rasa-rasanya, tak pernahlah pula kita minta seorang mak yang penyayang, baru Allah nak bagi, betul tak? Mak, sejak dari lahir sentiasa ada di sisi kita...

Actually, every single thing in this universe-if we just stop and ponder about it-has its own role and use and everything is not created just for fun, or just because He wants it there, He puts it there. And He creates all these for us. Just for us. In hopes that we use them the best we can, for the good.

"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang." QS An-Nahl, 16:18

Is He not the Most Giving and the Most Loving?

"Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),"Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." QS Ali-'Imran, 3:191

ps.Rasa macam gambar tu tak bagi enough credit kat Bam bam. Serious muka dia tkdelah garang mcm ni...

Wallahu'alam.

Salam wrt,

Baru sudah lepas lecture Microbiology tadi (menjeling-jeling orang sebelah yang dgn muka gembiranya dan bisikan "yes!"nya selepas cikgu melepaskan kami pergi). Next week, kita jumpa lagi ya, Maianskii! (InsyaAllah).

Maianskii ni mengingatkan aku kepada byk org... atuk aku especially. Teringat bagaimana atuk aku masih boleh tersenyum dan gelak ketawa bersama cucu-cucunya dan cicit-cicitnya tanpa kedua-dua belah kakinya. Masih boleh berbual dan menanyakan tentang pelajaran kami walaupun menahan kesakitan dan menelan ubat yang bermacam-macam colour setiap hari. Tak terlihat pun kesedihannya jika seorang cicitnya takut kepadanya kerana tidak mempunyai kaki yang sempurna. Atuk sudah lama meninggalkan kami - 7 years to be exact - terasa amat sunyi setiap kali aku menjejakkan kaki di 9th floor, flat 38, tanglin halt st. Semoga roh Atuk dicucuri rahmat olehNya...

Maianskii pula tidak berputus asa dalam perjuangannya, walaupun diuji dgn dua kali stroke! Dia tetap datang ke kelas untuk mengajar murid-muridnya. Kalau ada sahaja yang tidak kami fahami, dia sentiasa bersedia utk terangkan semula.

Minggu ini, Maianskii bg lecture ttg immunity, mainly about vaccination. But i'm more interested in immunity itself. I've drawn up this conclusion (merely hypothetical):

Daie = immune to rejections.

Undoubtedly, we will face endless rejections or even worse; taunts, insults and whatnot. But what I've learned from my own mistakes and others' experiences (which are unmistakably, much more than what little adversity i've gone through) is that with every obstacle that we face, whether we are willing to or not, we certainly MUST develop our own immunity towards it. The rejections may keep on coming, obstacles will keep rolling down our way but all we have to do is have faith. Have faith that with each rejection and each obstacle we face, it is to strengthen us.

Let us take an example from Prophet Nuh. His da'wah went on for 950 years but no matter what he did, his people still rejected him. To the point where they plugged their ears with their own fingers and covered their faces each time Nuh came to meet them (they were "that" disgusted of Nuh). But he never once gave up his da'wah in that 950 years of his life.

Rasulullah himself was acquainted with plenty of rejections and not merely verbal ones, he was even beaten, thrown stones at, boycotted by his own beloved people. And with that too, he still continued his da'wah. I'm sure many of us know about Prophet Muhammad's journey to Taif, after he was badly beaten and taunted at, he rested under a tree. Adas (a helper in a farm) came up to him and gave him grapes. Before eating them, Rasulullah recited basmallah. Adas was surprised to hear him recite basmallah and said "Wallahi, that is not something usually said by the people around here." The Prophet then asked Adas,"Dear Adas, where are you from and what is your faith?" Adas said,"I am a Nazareth from Ninawai." Prophet Muhammad asked him again,"Do you come from the same place as Yunus bin Matta, the loyal servant of Allah?" "What do you know of Yunus bin Matta?", Adas asked. "He was a Prophet, as am I." And with that, spontaneously Adas hugged the Prophet and kissed his hands.

How subtle and delicate the way Muhammad pbuh touched Adas, even after he received such great torment from the people of Taif.

Such great strength and will. Muhammad pbuh was able to continue his dakwah in so many colourful ways.

If it were to be compared with us, terasa betapa kecilnya pengorbanan kita untuk Ad-Deen ini! Betapa ringannya bantahan dan tohmahan yang kita terima berbanding Rasulullah SAW! Tetapi acap kali apabila ajakan kita ditolak, kita murung dan sedih tak berkesudahan.

Always remember (a reminder to yours truly too) that with every rejection we face, shouldn't stop us from doing what we are doing. Bukan kita yang berkuasa untuk memberi hidayah kepada orang, kerja kita hanya mengajak... mengajak kembali kepada fitrah, mengajak kembali kepada Islam... the rest is all up to Him. Jika yang diajak itu tidak mahu menerima (setelah diajak dgn penuh sungguh-sungguh dan bercurah peluh keringat), yes, maybe we are entitled to feel a bit dejected tapi selepas itu kita harus bangun kembali, kita harus develop immunity towards rejection (atau apa2pun yang menjadi penghadang ketika kita berlari).

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
An-Nahl, 16:125

ps. sambil tulis, sambil terasa kat diri sendiri... T_T

Wallahu'alam.